Pengalaman Mistis Saat Mancing Ikan Di Sungai Brantas Badug Seketi Yang Terkenal Angker

Kali ini saya akan berbagi pengalaman disaat memancing di tempat singgahnya buaya putih di kediri. Yuk gan mari simak cerita berikut. Awal mulanya aku sudah janjian dengan temanku sebut saja aris dijauh-jauh hari untuk berencana pergi memancing di hari minggu. Lokasi memancing kali ini lumayan jauh sekitar 32 kilometer dari kabupaten Kediri. Tak terasa hari minggu telah tiba, ini adalah waktu yang tepat untuk pergi memancing. Aris datang kerumahku sekitar pukul 12 siang dengan mengendarai motor matic-nya sambil membawa tas perlengkapan memancing dan sekantung tas kresek berisikan 6 ekor ayam tiren, ya tiren ini kami maksudkan sebagai umpan pancing. Kemudian kami pun berangkat dari Kediri menuju Tulungagung. Saat di perjalanan kami mampir kewarung buat beli bekal biar perut ngak kelaparan di sungai, haha..😂. Sesampainya di spot, ternyata air sungai sangat keruh dan sampah seperti enceng gondok,kayu,daun-daun sangat banyak yang terbawa arus sungai, kami pun tidak lantas pergi meninggalkan tempat tersebut kebetulan di atas sungai terdapat warung. Aku dan aris ngopi dulu bentar disitu sambil bertanya-tanya pada mas-mas nya yang ada diwarung spot potensial ikan rengkik(baung) selain disini dan mereka memberi tahu spot yang bagus buat mancing ikan rengkik yang berada di wilayah Ngantru-Tulungagung. Kami langsung menuju ke lokasi, waduh.. sesampainya dilokasi ternyata tempatnya sangat becek dan licin akibat terkena banjir semalam, akhirnya kami pun terpaksa menyusuri tepian sungai brantas dengan berbekal google maps. Sekian lama menyusur kulihat arus sungai yang terlihat tenang dan dalam. Tidak menunggu lama langsung ku eksekusi 1 ekor ayam tiren yang bakal dijadikan umpan, kulempar ketengah lalu kutunggu sekian beberapa menit ada sambaran namun hanya ikan-ikan kecil yang menyambar umpan. Aris memutuskan untuk pindah lokasi mancingnya mumpung masih sore. Di spot ke-3 aku berangapan bahwa spot ini sangat-sangat bagus buat mancing sikumis yang berada di dusun badung seketi kecamatan Ngadiluwih Kediri. Arus yang lumayan deras dan terkadang arus sungai menyembul yang menandakan sungai disini cukup dalam selain itu sungai tersebut berbentuk kedung atau cekungan sehingga menjadikan ikan berkumpul di tempat tersebut. Dan benar saja disaat menjelang magrib klinting joranku berbunyi keras klinting..ting..ting.. aku sontek sangat keras usaha yang tak sia-sia seekor ikan rengkik berukuran sedang berhasil aku naikan. Setelah strek tadi kini bunyi kelinting joranku terkesan rusak ngak mau bunyi gan, mungkin ikannya lagi males makan. Di kesepian itu hanya terdengar suara gemricik arus sungai dan beberapa kali suara daun bambu yang bergesekan terkena angin, maklum lokasi tersebut sangat lebat akan pohon bambu mungkin banyak orang berangapan tempat seperti itu sangat wingit, tapi aku tak pernah kepikiran hal tersebut maklum aja gan pendatang baru dan belum kenal seluk beluk wilayah disitu. Jam sudah menunjukan pukul 8 malam dan belum ada tanda-tanda ikan menyambar umpan. Dan saat itu juga hal aneh mulai menghantui temanku Aris yang berada 3 meter di utaraku mendengar seperti ada orang tepuk tangan di atas rerimbunan pohon bambu, ah paling cuma burung"anggapku". Namun Aris sangat yakin bahwa itu suara orang tepuk tangan sebanyak 4x yang bersuara cukup jelas dan lumayan keras. Ditengah-tengah percakapan itu aku berusaha mengalihkan pembicaraan supaya suasana tidak mencekam, dikarenakan tempat itu jauh dari perkampungan dan jarang dijamah orang terlihat dari lebatnya semak-semak di tempat tersebut. Dan lagi-lagi kejadian aneh kali ini terjadi padaku, aku melihat jam hp udah nunjukin pukul 21:49 dan aku bicara pada aris, "ris pulangnya digenapin jam 10 aja ya?" Aris pun diam dan aku lihat dia masih santai memandangi joranya, disitu aku heran la kurang 10menitan kok dia malah nyantai mungkin masih menunggu aku untuk menarik pancinganku terlebih dulu, tak lama-lama langsung ku gulung benang pancingku dan disitu Aris juga mengikuti narik joran dan disitu kami berkemas sambil bersenda gurau meyakinkan semua barang-barang bawaan sudah masuk tas semua. Kamipun langsung meninggalkan tempat tersebut. Aku posisi dibonceng Aris, ketika itu aku melihat ponsel lohh ris.. kok masih jam 20:03. Aris pun hanya berbicara "lah emang masih jam 8 kok, aku pikir kamu ngajak pulang jam 10malem eh taunya jam 8 udah ngajak pulang, tapi gak apa-apa lah siapa betah kalau nunggu ikan yang ngak mau makan umpan? Tanyanya dengan gaya seperti setuju aja dengan ajakanku yang mengajak pulang lebih awal. Aku mulai merasa aneh, jelas-jelas tadi udah aku liat pukul 21:49 kan jauh beda ya kalau nunjuki 19:49?. Setelah kejadian itu aku mulai bertanya pada orang yang tinggal disitu. Orang itu bilang dalam bahasa jawa "wah sampean kok kendel to mas wani mancing mrunu opo meneh pas bengi padahal wong kampung kene wae raonok sing wani nyobo mrunu soale ngone kunu wingit/penuh misteri. Aku mbiyen tau nambang pasir neng kunu terus diparani boyo, bar kedadean kui wes ora enek wong wani nyobo mrunu mas. Yo sampean kui tok sing kendel dolan runu". Kalau diterjemahin bahasa indo: "Wah kamu kok berani mas mancing disitu apalagi pas malam hari, padahal orang kampung aja ngak ada yang berani maen kesitu. Soalnya tempat itu wingit/angker penuh misteri. Aku dulu pernah nambang pasir disitu terus didatangi seekor buaya setelah kejadian itu ngak ada orang berani datang kesitu. Ya mas doang yang berani apalagi pas malam hari". Dan coba aku browsing ternyata pada bulan maret2018 kemarin juga ditemukan sesosok mayat wanita tanpa busana tepat dibawah lokasiku mancing.. widihh sereemm. Setelah ada cerita dari warga maupun dari berita, aku memutuskan tidak akan lagi ketempat itu, mungkin jam ku di hp dicepatkan oleh penunggu disitu sebagai peringatan tidak boleh mancing terlarut malam, padahal aslinya masih jam 8 sore. Yah itulah gan pengalamanku, kalau ada kata-kata kurang mengenakkan...mohon maaf ya #Terimakasih telah berkunjung🙂🙂